Askep Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik hemodialisa, gagal ginjal kronik pada anak, gagal ginjal kronik scribd, gagal ginjal kronik stadium 5, gagal ginjal kronik dan akut, gagal ginjal kronik stadium 4, gagal ginjal kronik menurut who, gagal ginjal kronik jurnal, gagal ginjal kronik adalah, gagal ginjal kronik askepgagal ginjal kronik anak.

Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: persistent kidney sickness, CKD) adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan.


Gagal ginjal kronis adalah penyakit ginjal kronis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanju. Hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerulus kurang dari 50 ml/menit.

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :

1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

3.Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

4.Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosissitemik)

5.Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosistubulus ginjal)

6.Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)

7.Nefropati toksik

8.Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)

Patofisiologi

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya dieksresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Menurunnya filtrasi glomerulus (GFR)  akibat tidak berfungsinya glomeruli maka klirens kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin serum akan meningkat. Selain itu kadar nitrogen urea darah (BUN) biasanya meningkat. Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara regular pada penyakit ginjal tahap akhir. Sehingga meningkatkan risiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.

Manifestasi Klinis:

a. Kardiovaskuler

• Hipertensi: Akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin angiostensin aldosteron.

• Perikarditis: peradangan pada lapisan perikardial oleh toksin uremia.

• Pitting edema pada ekstremitas.

• Distensi vena leher.

b. Pulmoner

• Edema pulmo

• Bunyi krekels basah

• Sputum kental, nafas dalam pernafasan kusmaul.

c. Integumen

• Pruritus: gatal karena penimbunan kristal urea di bawah kulit.

• Kulit kering, bersisik, ekimosis dan pucat.

• Kuku tipis dan rapuh.

• Rambut tipis dan kasar.

d. Gastrointestinal

• Anoreksia, mual dan muntah.

• Nafas berbau amonia.

• Ulserasi dan perdarahan pada mulut.

• Konstipasi atau diare.

• Perdarahan saluran cerna.

e. Neurologi

• Kelemahan dan keletihan.

• Konfusi, disorientasi dan kejang.

f. Muskuloskeletal

• Kram otot, kekuatan otot hilang, foot drop.

• Fraktur tulang (akibat pengambilan kalsium dari tulang).

g. Reproduktif

• Amenore.

• Atrofi testis.

Komplikasi

1.  Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidoseis metabolik dan masukan weight loss program.

2. Perikarditis, tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

3. Hipertensi akibat retensi cairan.

4. Anemia akibat penurunan eritropoeitin.

5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat.

Penatalaksanaan Medis

1. Terapi

a. Terapi Obat

• Hiperkalemia

• Hipertensi

• Anemia

2. Tindakan Medis

     a. Pemeriksaan Laboratorium

• Nilai Hb. Ht dan faktor pembekuan

• BUN dan Kreatinin serum

• CCT (Creatinin Clerence take a look at) CCT = Vol urin (ml/mnt x konsentrasi kreatinin urin (mg%)): Kreatinin serum (mg %)

• Elektrolit serum

• Urinalis dan kultur urin.

  b. Terapi Nutrisi

• Syarat pemberian food regimen pada penderita gagal ginjal kronik adalah :

• Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB

• Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai biologi tinggi

• Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi general, diutamakan lemak tak jenuh.

• Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi general dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak.

• fNatrium 1-three gr

• Kalium 1560-2730 mg

Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan ( + 500 ml ), diet cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vit C dan vit D.

c. Restriksi cairan, sodium dan potassium

• consumption cairan pada pasien yang tidak dilakukan dialisa adalah jumlah urine yang keluar +500 s/d 600 ml (IWL).

• consumption pada pasien yang dilakukan HD adalah jumlah urin yang keluar+ a thousand ml (IWL). 

• consumption sodium = one thousand-4000 mg.

d. Pemeriksaan diagnostik

• Osmolalitas serum dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan urin.

• KUB foto: menunjukkan ukuran ginjal, ureter, kandung kemih dan adanya obstruksi.

• Pielogram retrogrand: menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.

• Arteriogram ginjal : mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler massa.

• Ultrasound ginjal: menentukan ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.

• Endoskopi ginjal: dilakukan untuk menentuka pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif.

• EKG: Mungkin peculiar, menunjukkan ketidak seimbangan elektrolit dan asam basa.

•  Picture polos abdomen: menilaii bentuk dan besar ginjal apakah ada batu/obstruksi lain.

• Pemeriksaan foto dada: dapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan cairan, efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikardial.

Pengkajian Keperawatan

• Riw. Kes sekarang

• Riw Kes masalalu

• Riw Kes keluarga

• Riwayat psikososial dan spiritual

• Pola kebiasaan sehari-hari dirumah

Pemeriksaan Fisik meliputi:

1. Pemeriksaan Fisik

2. Pola aktivitas istirahat. Kelamahan, kelelahan, malaise, gangguan tidur ditandai kelemahan otot, kehilangan tonus otot dan penurunan rentang gerak.

3. Sirkulasi. Hipertensi, edema jaringan umum dan pitting pada extremitas, cenderung terjadi perdarahan

4. Integritas Ego. Faktor pressure, perasaan tidak berdaya ditandai             menolak, ansietas, marah, mudah tersinggung dan    perubahan kepribadian.

5. Eliminasi. Penurunan frekuensi urin, oligguri, oliguri dapat menjadi anuria.

6. Makanan dan cairan. Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB, anoreksia, nyeri ulu   hati, rasa metalik tak sedap pada mulut, mual, muntah ditandai distensi stomach/asites, hepatomegali (tahap akhir), perubahan turgor kulit, perdarahan gusi, penampilan lemah.

7. Neurosensori. Sakit kepala, kram otot, kejang, kelemahan; gangguan reputation mental.

8. Nyeri/kenyamanan. Nyeri pinggang, sakit kepala, kram otot, gelisah.

9. Pernafasan.Nafas pendek. batuk dengan atau tanpa sputum kental, takipnea, dispnea dan sputum merah muda encer.

10. Kenyamanan kulit. Kulit gatal/pruritus, ptekie, ekimosis pada kulit.

11. Seksualitas. Penurunan libido, amenore, dan infertiliti

12. Interaksi sosial. Tidak mampu bekerja dan mempertahankan fungsi peran dalam keluarga.

Diagnosa keperawatan

• Kelebihan quantity cairan b.d penurunan haluaran urin, eating regimen berlebih dan retensi cairan serta natrium

• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  b.d anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut

• Kurang pengetahuan tentang kondisi dan application penanganan

• Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis

• Gangguan harga diri rendah b.d ketergantungan, perubahan peran, perubahan pada citra diri dan disfungsi seksual.

Rencana Keperawatan

Diagnosa keperawatan 1: Kelebihan extent cairan b.d penurunan haluaran urin, weight loss plan berlebih dan retensi cairan serta natrium

Tujuan: kelebihan quantity cairan dapat teratasi setelah dilakukan keperawatan selama four×24 jam


Intervensi :

• Kaji popularity cairan

• Batasi masukan cairan

• Identifikasi sumber potensial cairan

• Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan

• Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan

Diagnosa keperawatan 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  b.d anoreksia, mual, muntah, pembatasan eating regimen, dan perubahan membran mukosa mulut.

Tujuan : Perubahan nutrisi dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 jam

Intervensi :

• Kaji fame nutrisi

• Kaji pola diet nutrisi pasien

• Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi

• Menyediakan makanan kesukaan pasien dalm batas-batas weight-reduction plan

• Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, produk susu, dan daging

• Anjurkan camilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan

• Ubah jadwal medikasi sehingga medikasi ini tidak segera diberikan sebelum makan

• Jelaskan rasional pembatasan food regimen dan hubungannya dengan penyakit ginjal dan peningkatan urea dan kadar kreatinin

• Sediakan daftar makanan yang dianjurkan secara tertulis dan anjuran untuk memperbaiki rasa tanpa menggunakan natrium atau kalium

• Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan

• Timbang berat badan klien

• Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat

Diagnosa keperawatan 3: Kurang pengetahuan tentang kondisi dan application penanganan

Tujuan: Kurang pengetahuan tentang kondisi dapat teratsi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 jam

Intervensi :

• Kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal, konsekuesnsinya dan penanganannya

• Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar

• Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya

• Sediakan informasi baru tertulis maupun secara oral dwengan tepat

Diagnosa keperawatan 4: Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis

Tujuan: Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama three×24 jam

Intervensi:

• Kaji faktor yang menimbulkan keletihan

• Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi : bantu jika keletuhan terjadi

• Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

• Anjurkan untuk beristiraahat setelah dialisis

Diagnosa keperawatan 5: Gangguan harga diri rendah b.d ketergantungan, perubahan peran, perubahan pada citra diri dan disfungsi seksual.

Tujuan : Harga diri rendah teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 jam

Intervensi :

• Kaji respon danreaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan penanganannya

• Kaji hubungan antara pasien dengan anggota keluarga terdekat

• Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga

• Ciptakan diskusikan terbuka tentang perubahan yang terjadi akibat penyakit dan penanganan

• Gali cara alternatif untuk ekspresi seksual lain selain hubungan seksual

• Diskusikan peran memberi dan menerima cinta kehangatan dan kemesraan

Terima kasih telah membaca artikel tentang Askep Gagal Ginjal Kronik, semoga bermanfaat.

Postingan Terkait:

— 15:12:00 — Add Comment — Ginjal